Dongeng, Anda pasti sering mendengar kata tersebut
bukan? Dongeng adalah sebuah cerita. Hampir semua anak-anak senang dibacakan
dongeng, begitu pula saya, di masa kecil saya suka menyimak dongeng dari orang
tua di rumah terutama ibu, guru di sekolah, ataupun menontonnya di televisi. Bagi
masyarakat Indonesia tersebutlah nama yang sangat familiar dan tidak asing di
telinga. Hampir semua orang mengenalnya, karena nama dan sosok laki-laki
berkacamata ini sering wara-wiri di televisi. Sosok seorang bapak tepatnya,
karena di tahun ini beliau genap berumur
63 tahun, akan tetapi ajaibnya wajah beliau dari tahun 90-an sampai
sekarang masih sama seperti itu-itu saja, tidak mengalami perubahan signifikan,
tidak menua alias awet muda. Profesinya adalah seorang psikolog, beliau sangat
dekat dengan dunia pendidikan dan dunia anak-anak, dahulu saya mengenalnya
sebagai seorang pendongeng dan pembawa acara televisi untuk anak-anak, tetapi
beliau sekarang lebih aktif menjadi pemerhati/ahli dalam menangani kasus atau
permasalahan anak-anak yang kerap terjadi
di masyarakat luas akhir-akhir ini. Ya, beliau adalah Kak Seto, tentu
Anda kenal bukan? Di era 90-an, sosok Kak Seto sungguh melekat pada diri saya
dengan boneka ciptaannya yaitu Komo. Dengan Komo dan teman-temannyalah (Belu,
Ulil, dan lain-lain) banyak cerita-cerita yang diperdengarkan bagi anak-anak di
kala itu.
Selain Kak
Seto, sosok pendongeng di Indonesia yang cukup terkenal di masa kecil saya
yaitu Kak Kusumo. Kak Kusumo lebih eksentrik penampilannya, ia selalu memakai
kostum atau seragam serba putih dan berpeci hitam yang menurut saya kostumnya
mirip dengan seragam Bung Karno Sang Presiden pertama RI dan mirip juga dengan
seragam PASKIBRAKA (Pasukan Pengibar Bendera).
Baik Kak Seto dan Kak Kusumo memiliki keahlian yang
sangat mumpuni dalam mendongeng, ketepatan dalam memilih tema cerita yang
sesuai, kemampuan bernarasi yang baik dan tidak membosankan, dapat berdialog
interaktif dengan anak-anak, sangat ekspresif, menggunakan media peraga yang
menarik, mampu menirukan suara-suara, dan memiliki visualisasi dalam gerak,
yang tentunya dengan ciri khas yang mereka miliki masing-masing yang pada
akhirnya membuat mereka ahli di bidangnya, serta dikenal dan dicintai oleh
anak-anak.
Kedua tokoh tersebut adalah pendongeng yang dikenal
sejak era 90-an, di era sekarang ini beberapa nama pendongeng bermunculan
antara lain yang saya kenal yaitu Kak Bimo, Kak Awam, dan Kak Lulu. Mungkin
pembaca bisa menambahkan nama-nama lainnya, silakan saja, pastinya akan
menambah wawasan bagi kita semua.
Pada pembukaan tulisan saya di atas, sudah berulang
dan banyak sekali kata dongeng disebutkan, dongeng adalah cerita, masyarakat lebih
awam mengetahui pengertian tersebut. Lebih jelasnya lagi, sebenarnya apakah
pengertian dari dongeng? Menurut beberapa sumber bacaan, dongeng
adalah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng
biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Dongeng adalah
cerita yang dikarang dan diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang-orang.
Cerita itu bisa dibuat karena terinspirasi dari suatu peristiwa. Sedangkan pengertian dongeng menurut James Danandjaja,
dongeng adalah termasuk cerita rakyat lisan yang tidak dianggap benar-benar
terjadi oleh empunya cerita. Dongeng juga tidak terikat oleh tempat maupun
waktu, karena dongeng diceritakan terutama untuk menghibur. Meskipun demikian,
banyak pula dongeng yang berisi ajaran moral, melukiskan kebenaran, bahkan ada
pula jenis dongeng yang
mengandung sindiran.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dongeng adalah sebuah cerita karangan yang bersifat menghibur dan memiliki
nilai pendidikan di dalamnya yang dapat diceritakan kembali secara
berulang-ulang. Beberapa judul dongeng yang berasal dari Indonesia yang banyak
dikenal luas yaitu Si Kancil, Timun Mas, Jaka Tarub, Cindelaras, Malin Kundang,
Keong Emas, Gembala dan Srigala, dan masih banyak lagi.
Berbicara tentang dongeng, sebenarnya hal apakah yang
terkandung dalam dongeng yang membuatnya menjadi sangat menarik dan menyenangkan
bagi anak-anak? Hal ini dikarenakan dalam dongeng sarat dengan imajinasi dan
fantasi yang memukau, sesuatu yang sangat disenangi oleh anak-anak, inilah yang
mempengaruhi kenapa otak kanan pada anak-anak lebih cepat berkembang
dibandingkan otak kiri. Peran dongeng atau cerita bagi aspek perkembangan anak
usia dini khususnya kognitif dan bahasa sangatlah besar, hal ini dituangkan
dalam buku Teori Pembelajaran Anak Usia
Dini Dalam Kajian Neurosains yang
pernah saya baca, dituliskan bahwa Riset di bidang neurosains terbaru
menunjukkan bahwa produksi bahasa lisan adalah proses yang jauh lebih kompleks
dari yang diperkirakan kebanyakan orang, ketika otak bersiap menghadirkan
bahasa lisan ternyata otak menggunakan setidaknya tiga area, yakni area Broca, area Wernicke, dan beberapa jaringan saraf pada hemisfer kiri. Misalnya, otak sangat canggih mengolah kata benda
melalui satu rangkaian pola dan otak juga mengolah kata kerja melalui beberapa
jaringan saraf yang berbeda. Intinya, semakin kompleks struktur kalimat,
semakin banyak di area di dalam otak yang terlibat aktif. Hal ini dapat
menjelaskan mengapa cerita anak (dongeng) lebih mampu mencerdaskan otak anak.
Salah satu alasannya adalah karena struktur kalimat dalam dongeng jauh lebih
kompleks (suara berbagai macam binatang,
manusia dengan berbagai usia, dan lain-lain) daripada kalimat yang lain.
Selain hal tersebut di atas, membacakan dongeng bagi anak
usia dini memiliki manfaat yang amat banyak, di antara lain:
1. Mengembangkan daya imajinasi anak
2. Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa
3. Sarana untuk menanamkan etika dan nilai-nilai kehidupan
4. Membangkitkan minat baca anak
5. Membangun kecerdasan
emosional anak
6. Menjalin kedekatan orang tua dan anak
7. Membantu anak
mengembangkan keterampilan motorik, baik mental maupun fisik.
8. Mempertajam
ingatan anak karena pengulangan cerita dan meningkatkan ketrampilan bicara
anak.
9. Meningkatkan kreativitas anak
10. Menghilangkan ketegangan/stres
11. Menambah wawasan anak-anak
Kegiatan membacakan buku
cerita atau dongeng lazimnya dilakukan oleh orang tua ketika menjelang
anak-anak tidur, akan tetapi ternyata kegiatan mendongeng bias dilakukan kapan
saja dan tidak terikat waktu. Agar kegiatan mendongeng di rumah menjadi menarik
bagi anak-anak, berikut beberapa cara/tips yang bisa dipraktikkan oleh orang
tua dalam mendongeng, antara lain:
- Siapkan cerita terlebih dahulu, dapat dari buku atau mengarang sendiri
- Berekspresilah dalam bercerita.
- Bervisualisasi dalam gerakan yang sewajarnya.
- Mencoba menirukan suara-suara tokoh, misal: tokoh anak kecil, tokoh nenek, suara binatang, suara angin, dll.
- Siapkan juga alat bantu bila memang diperlukan. Misalnya : boneka, topeng, atau kertas.
- Pilih waktu yang sesuai. Mendongeng bisa kapan saja dan dimana saja.
- Sebaiknya pilih cerita yang tidak terlalu panjang agar anak tidak cepat merasa bosan.
- Sesuaikan pilihan cerita dengan umur anak.
- Gunakan kata-kata yang mudah dicerna dan sering dipakai dalam kesehariannya. Kalau ada kata-kata baru, berikan penjelasan.
- Ajak anak terlibat dalam cerita.
Ternyata banyak sekali manfaat dan kebaikan dalam mendongeng,
maka dari itu diharapkan orang tua dan guru berduyun-duyun membacakan dongeng
bagi putra-putrinya di rumah dan anak didiknya di sekolah. Membacakan dongeng
sebenarnya hanya butuh kemauan (niat) dan waktu, serta keahlian mendongeng/bercerita,
visualisasi dan berekspresi yang dapat dipelajari dari waktu ke waktu. Seperti kata-kata bijak berkata, “Anda
memiliki waktu seumur hidup untuk bekerja, Namun anak-anak hanya memiliki masa
kecil sekali, jangan lewatkan masa kecil bahagia mereka,” oleh karena itu
sisihkanlah waktu Anda bagi si kecil dan mendongenglah dari sekarang. Selamat
mendongeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar