Rabu, 07 Januari 2015

Teori Bermain


I.  Konsep Bermain
Piaget dalam Mayesti (1990:42) mengatakan bahwa bermain adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara  berulang-ulang dan akan menimbulkan kesenangan, kepuasan bagi diri sendiri, sedangkan Parten dalam Dockett dan Fleer (2000:14) memandang bahwa bermain adalah sebagai sarana sosialisasi diharapkan melalui bermain dapat memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasai dan belajar secara menyenangkan.
Bermain memiliki karakteristik, yaitu simbolik, bermakna, aktif, terukur dan memiliki aturan.  Pada dasarnya bermain memiliki tujuan yakni ada sesuatu yang ingin dicapai atau target. Adapun tujuan strategi bermain yaitu:
  1.  mendorong anak untuk belajar
  2. mendorong anak untuk kreati
  3. mendorong anak untuk mendemonstrasikan sesuatu

Bermain juga dapat mengembangkan beberapa aspek:
  1.  Aspek kecerdasan anak (pengembangan intelektual/aspek kognitif)
  2. Pengembangan social emosional
  3.  Pengembangan fisik: body kinestetik (motorik halus & kasar)
  4. Pengembangan moral
  5. Pengembangan bahasa

II. Bermain dalam perspektif klasik:
  1. Teori energi berlebih (energi surplus theory)
  2. Teori rekreasi (the recreation theory)
  3. Teori melaksanakan insting (the instinct practice theory)
  4.  Teori rekapitulasi (the recapitulation theory)
  5.  Teori katarsis (the catharsis theory)
 III. Bermain dalam perspektif kontemporer
  1. Teori bermain psikoanalitik
  2. Teori bermain modulasi
  3. Teori bermain metakomunikasi
  4.  Teori bermain kognitif






    




Tidak ada komentar:

Posting Komentar