I. Konsep Bermain
Piaget
dalam Mayesti (1990:42) mengatakan
bahwa bermain adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan akan menimbulkan
kesenangan, kepuasan bagi diri sendiri, sedangkan Parten dalam Dockett dan Fleer (2000:14) memandang
bahwa bermain adalah sebagai sarana sosialisasi diharapkan melalui bermain
dapat memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan
perasaan, berkreasai dan belajar secara menyenangkan.
Bermain memiliki
karakteristik, yaitu simbolik, bermakna, aktif, terukur dan memiliki
aturan. Pada dasarnya bermain memiliki
tujuan yakni ada sesuatu yang ingin dicapai atau target. Adapun tujuan strategi bermain yaitu:
- mendorong anak untuk belajar
- mendorong anak untuk kreati
- mendorong anak untuk mendemonstrasikan sesuatu
Bermain juga dapat
mengembangkan beberapa aspek:
- Aspek kecerdasan anak (pengembangan intelektual/aspek kognitif)
- Pengembangan social emosional
- Pengembangan fisik: body kinestetik (motorik halus & kasar)
- Pengembangan moral
- Pengembangan bahasa
II.
Bermain dalam perspektif klasik:
- Teori energi berlebih (energi surplus theory)
- Teori rekreasi (the recreation theory)
- Teori melaksanakan insting (the instinct practice theory)
- Teori rekapitulasi (the recapitulation theory)
- Teori katarsis (the catharsis theory)
III.
Bermain dalam perspektif kontemporer
- Teori bermain psikoanalitik
- Teori bermain modulasi
- Teori bermain metakomunikasi
- Teori bermain kognitif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar